Mari Kenali Seputar Technopreneurship!
14 Feb 2022, 12:02
Mendengar istilah Technopreneurship masih terdengar asing?
Yap! Technopreneurship merupakan istilah yang baru di era yang serba digital ini. Istilah Technopreneurship mulai menjadi pembicaraan dimana-mana setelah perkembangan bisnis yang menggunakan teknologi berbasis IT(Information Technology). Membicarakan bisnis digital sangat berkaitan erat dengan istilah tersebut, bagaimana tidak istilah Technopreneurship sendiri merupakan gabungan antara pemanfaatan teknologi informasi dengan bisnis konvensional.
Di Indonesia istilah Technopreneurship kian marak dan sedang naik daun. Dari Indonesia sendiri cukup banyak yang bisa dijadikan inspirasi untuk menjadi Technopreneurship. Seperti, Nadiem Makarim yang merupakan founder dari Gojek. Siapa yang tidak mengenal Nadiem Makarim yang juga merupakan menteri pendidikan pada kabinet Presiden Jokowi. Atau seperti Ahmad Zaki yang merupakan founder dari Bukalapak dan masih banyak lagi.
Apa sih Technopreneurship itu?
Technopreneurship adalah kewirausahaan yang bergerak di bidang teknologi berbasis IT (Information Technology) yang berasal dari dua kata yaitu teknologi dan entrepreneurship.
Untuk menjadi Technopreneurship bukan hanya memiliki kemampuan dalam wirausaha tetapi juga kemampuan dalam pengetahuan atas teknologi.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi, menyebabkan istilah Technopreneurship kian marak menjadi perbincangan publik karena berkaitan dengan perusahaan startup. Technopreneurship mampu membuka ladang bisnis baru yang berhasil membuka lapangan kerja dalam skala yang cukup besar.
Awal Mulanya Terciptanya istilah Technopreneurship
Sebagai negara yang maju, Amerika Serikat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap dunia bisnis digital yang berhubungan dengan Technopreneurship. Bagaimana tidak? Negeri Paman Sam ini melahirkan sederet perusahaan besar dalam kurun waktu beberapa dekade terakhir.
Sebagai contoh sederet perusahaan besar yang dilahirkan oleh Amerika Serikat adalah Microsoft, Apple, Google, Facebook, eBay, Amazon, Intel dan masih banyak yang lainnya.
Technopreneurship Di Mata Indonesia
Dilihat dari potensi pasar Indonesia yang memiliki tingkat yang sangat tinggi, menyebabkan Technopreneurship memiliki peluang yang cukup besar dan dapat diterima dengan baik di Indonesia. Dengan teknologi yang berkembang pesat di Indonesia yang sejalan dengan perkembangan ekonomi yang membaik, memungkinkan Indonesia pada tahun 2030 menempati peringkat ke 7 sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Pada saat yang sama, dari sisi pendanaan dan investasi, beberapa investor dunia mulai menunjukkan minat untuk berinvestasi dalam jumlah besar.
SoftBank, misalnya, saat ini menginvestasikan jutaan dolar Amerika Serikat di Tokopedia dan beberapa startup lainnya. Kemudian ada investor lokal dari Djarum yang telah mendukung pendanaan untuk startup e-commerce Blibli.com. Situasi ini tentu menjadi pertanda positif, dan akan memudahkan para pengusaha teknologi untuk mengembangkan ide-idenya.
Kenapa Harus Technopreneurship?
Di era yang serba digital ini, penggunaan teknologi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Dalam memulai bisnis misalnya kita dapat memulai dari rumah tanpa harus membangun perusahaan. Akan banyak keuntungan dan kemudahan yang bisa di dapat jika menjadi Technopreneurship.
1. Dapat dimulai dari rumah
Tahukah Anda bahwa perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, Google atau Amazon awalnya dimulai di garasi rumah? Technopreneurship adalah masalah prinsip dan inovasi, jadi perusahaan teknologi dimulai dari yang sederhana karena yang dibutuhkan hanyalah produk prototipe kerja (MVP).
2. Mampu meningkatkan pemanfaatan sumber daya yang ada
Technopreneurship menciptakan bisnis dengan memberikan solusi untuk masalah yang ada. Mereka memecahkan masalah sehari-hari dengan menggunakan sumber daya yang ada di sekitar mereka. Misalnya ojek online yang bermitra dengan masyarakat sekitar.
3. Mendorong perkembangan teknologi
Technopreneurship juga memiliki peluang untuk mendorong perkembangan teknologi. Dengan banyaknya bentuk bisnis berbasis teknologi, membuat setiap orang berlomba-lomba menciptakan inovasi baru untuk menarik perhatian konsumen.
4. Tidak membutuhkan modal yang besar
Dalam dunia Technopreneurship, modal paling berharga adalah ide awal, yang kemudian dieksekusi dengan membuat produk minimum layak (MVP) sebagai uji pasar.
Keseluruhan pelaksanaan ini biasanya dimulai dari tahap start-up, sehingga bisa dilakukan hampir tanpa dana. Anda hanya perlu menemukan tim co-founder, CFO, CTO, dan pengembangan bisnis yang bersedia membayar dalam bentuk saham.
5. Membuka kesempatan kerja
Masih terkait dengan poin sebelumnya, melalui kerjasama dengan mitra berarti keberadaan Technopreneurship dapat membuka lapangan kerja.
6. Tidak membutuhkan kantor yang besar
Bisnis berbasis teknologi seringkali bisa dilakukan dimana saja selama ada laptop/PC dan koneksi internet. Tim pendukung juga dapat mengatur untuk bekerja dari jarak jauh dari rumah masing-masing, menghemat biaya biaya sewa gedung untuk operasi bisnis di tahap awal pengembangan perusahaan.
7. Potensi valuasi yang besar
Meski baru menjadi tren dalam beberapa dekade terakhir, banyak startup teknologi yang sukses dalam hal valuasi. Bahkan, perusahaan teknologi seperti Gojek, Tokopedia atau Traveloka kini berhasil mengungguli perusahaan tradisional yang telah beroperasi puluhan tahun.